ORGANISASI & METODE
TUGAS Kelompok
SOFTKILL : ORGANISASI DAN METODE
Nama : RAMLY FIRMAN
NPM : 37113249
KELAS : 1DB02
DOSEN
: YUNNI YUNIAWATY
I / II. Arti pentingnya
Organisasi & Metode
A. Pengertian Organisasi & Metode
1 . Pengertian
Organisasi & Metode
Istilah
organisasi berasal dari kata organon/bahasa yunani. Yang berarti alat, tools.
Desain organisasi (organizational design) merupakan proses memilih dan
mengimplementasikan struktur yang terbaik untuk mengelola sumber-sumber untuk
mencapai tujuan
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1.
Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama.
3.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih.
4.
Organisasi Menurut Prof. Dr. Sondang Siagian
Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang bekerja
sama untuk suatu tujuan bersama dan terikat secara formal.
Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
B. Sejarah Organisasi
(Nancy Dixon, 1994)
organisasi adalah kemampuan untuk memanfaatkan kapasitas mental dari semua
anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan menyempurnakan organisasi”
(Peter Senge, 1990)
“Organisasi di mana orang-orangnya secara terus-menerus mengembangkan
kapasitasnya guna menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, di mana
pola-pola berpikir baru dan berkembang dipupuk, di mana aspirasi kelompok
diberi kebebasan, dan di mana orang-orang secara terus-menerus belajar
mempelajari (learning to learn) sesuatu secara bersama”
(Burky dan Perry, 1998)
Organissasi adalah sebuah kesatuan yang terdiri dari sekelompok orang yang
bertindaksecara bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama
A. Desain Organisasi
Desain Organisasi Formal
& informal
>Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan
diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
>Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada
suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke
gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
D.Teory Organisasi
PERKEMBANGAN
TEORI ORGANISASI
A.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
1. Pentingnya peran manajer
2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
4. Iklim kondusif
Manajemen ilmiah memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (1)
1.
Robert Owen (1771 - 1858)
- Menekankan tentang peranan sumberdaya manusia sebagai kunci keberhasilan
perusahaan.
- Dilatar-belakangi oleh kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai,
dimana kondisi kerja sebelumnya dan kehidupan pekerja pada masa itu sangat
buruk.
2.
Charles Babbage (1792 - 1871)
- Menganjurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya dengan
pembagian pekerjaan. Sehingga setiap pekerja dapat dididik dalam suatu
keterampilan khusus. Setiap pekerja hanya dituntut tanggungjawab khusus sesuai
dengan spesialisasinya.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (2)
3.
Frederick W. Taylor :
Merupakan titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah hasil penelitian
tentang studi waktu kerja (time & motion studies ). Dengan penekanan waktu
penyelesaian pekerjaan dapat dikorelasikan dengan upah yang diterima. Metode
ini disebut sistem upah differensial.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (3)
4.
Hennry L. Gantt (1861 - 1919) :
Gagasannya mempunyai kesamaan dengan gagasan Taylor, yaitu :
1. Kerjasama saling menguntungkan antara manajer dan karyawan.
2. Mengenal metode seleksi yang tepat.
3. Sistem bonus dan instruksi.
Hennry L. Gantt menolak sistem upah differensial, karena hanya berdampak kecil
terhadap motivasi kerja.
Teori Manajemen Ilmiah / Klasik (4)
5.
Frank B dan Lillian M. Gilbreth (1868 - 1924 dan 1878 -1972) :
- Berdasarkan pada gagasan hasil penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan
dalam pekerjaan.
- Menurut Frank, antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan. Setiap gerakan
yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan.
- Menurut Lillian, dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat
mengurangi kelelahan.
6.
Herrrington Emerson (1853 - 1931) :
- Penyakit yang mengganggu sistem manajemen dalam industri adalah pemborosan
dan inefisinesi.
- Oleh karena itu ia menganjurkan :
1. Tujuan jelas 7. Urutan instruksi
2. Kegiatan logis 8. Standar kegiatan
3. Staf memadai 9. Kondisi standar
4. Disiplin kerja 10. Operasi standar
5. Balas jasa yang adil 11. Instruksi standar
6. Laporan terpecaya 12. Balas jasa insentif
III.
Hubungan antara manajemen Organisasi dan Tata kerja
A.
Hubungan
timbal balik antar manajemen organisasi & tata kerja
Manajemen merupakan proses kegiatan seorang
pimpinan (manajer) yang harus dilakukan dengan mempergunakan cara-cara
pemikiran yang rasional maupun praktis untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga kerja
tanpa mengabaikan sumber-sumber yang lain, waktu yang tersedia dengan cara yang
setepat-tepatnya.
Pengertian
dari organisasi adalah satu jenis wadah di masyarakat yang dibuat
bersama oleh beberapa orang dengan tujuan dapat memperoleh efisiensi kerja
tertentu semaksimal mungkin.
Dari
uraian di atas dapat dirumuskan bahwa manajemen adalah proses kegiatan
pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Yang dapat di lihat
arti dari gabungan kedua kata tersebut adalah adanya hubungan timbal balik
antara kegiatan, kerjasama di satu pihak dengan tujuan di pihak
lain. Dan untuk mencapai tujuan maksimal dibutuhkan tenaga besar maka di
bentuklah suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan
sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerja sama yang
efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsidari
organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan .
tata
kerja bisa di sebut juga metode adalah satu cara bagaimana agar kita
dapat memanfaatkan sumber-sumber dan waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan
secara tepat sehingga proses kegiatan manajemen pun dapat di laksanakan dengan
tepat.
Oleh
karna itu dapat di katakan hubungan antara manajemen dan tata kerja seperti
berikut: Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan
pendayagunaan sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan
untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya suatu tujuan. Tata Kerja :
Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan
sumber-sumber yang ada dan waktu yang tersedia.
Hubungan
antara manajemen,organisasi dan tata kerja
-
Manajemen : proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar
manusia satu sama lain
-
Organisasi : alat bagi pencapaian tujuan dan alat bagi pengelompokkan
kerja sama.
-
Tata Kerja : pola cara-cara bagaimana kegiatan kerja sama tersebut
harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
B.Fungsi Satuan Organisasi dan Metode
Organisasi
adalah sekumpulan orang atau badan yang mempunyai tujuan yang sama. Pandangan
umum organisasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Sebagai wadah : tempat dimana kegiatan manajemen dijalankan.
b. Sebagai proses : memperhatikan interaksi/kerja sama antar
orang-orang yang menjadi anggota organisasi
tersebut :
1. hub. formal = hubungan yang ditetapkan secara resmi
oleh top manajemen.
2. hub. informal = mempunyai 3 peranan :
1)
sarana komunikasi.
2) mengatur jalannya kerja
3) kebebasan bertindak oleh anggota organisasi tersebut.
c. Sebagai sistem :
1. sistem sosial (antar sesama manusia).
2. sistem fungsional (antar fungsi-fungsi yang dikaitkan secara tertentu dan
integral untuk
tercapainya suatu tujuan).
3. sistem komunikasi (sistem tata saluran/arus informasi dalam organisasi).
IV.
SISTEM PERILAKU ORGANISASI
Perilaku
Organisasi adalah
suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu,
tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual,
kelompok, maupun organisasi).
Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini
adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan
memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi
dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah
studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku
organisasi
Cara
pandang kesisteman :
- Sistem
tertutup : hasil adalah selalu buah dari suatu usaha dan manusia hanyalah
bagian dari mesin organisasi yang kompleks.
- Sistem terbuka : kekuatan yang berupa perasaan, norma dan sikap berpengaruh
terhadap perilaku seseorang dlm. organisasi (faktor lingkungan ikut berperan
thd. perilaku seseorang dalam organisasi).
Ada dua
pola system yakni :
1. open system (system terbuka)
2. closed system (system tertutup)
suatu system dikatakan “terbuka”, jika mempunyai transaksi dengan lingkungan
dimana ia berada.transaksi antara suatu organisasi dengan lingkungannya
mencakup ‘input” dan “output”. Input biasanya dalam bentuk informasi, energy,
uang, pegawai, material dan perlengkapan yang diterima organisasi dari lingkungannya.
Output organisasi pada lingkungannya dapat berbentuk macam-macam tergantung
pada sifat organisasi.
Organisasi
sebagai system yang menciptakan dan menjaga lingkungan didalamnya memuat
interaksi manusia yang kompleks ( baik antar individu maupun dalam
kelompok).perilaku organisasi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari
bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkaat kelompok, serta
dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi).
Perilaku
organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah
sebuah bidang telah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan
memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi,
dan sumber daya manusia dan pisikologi industry serta perilaku organisasi.
Seperti halnya dengan semua ilmu social, perilaku organisasi berusaha untuk
mengontrol, memprediksikaan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi
mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena
itu , perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan denganya, yaitu psikologi
industry)kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang
berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, perilaku organisasi dapat
memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.
CARA PANDANG ORGANISASI SEBAGAI
SISTEM
Dalam teori organisasi dikenal
adanya bermacam-macam pendapat tentang berbagai cara pandang, pendekatan,
ajaran, tinjauan, model ataupun konsepsi. Di antara berbagai macam cara pandang
tidak satupun yang memiliki kebenaran mutlak. Ini adalah salah satunya cara
pandang organisasi sebagai sistem.
Sistem adalah keterpaduan berbagai faktor yang saling berhubungan dan saling
tergantung yang terikat oleh asas-asas tertentu dalam rangka pencapaian tujuan.
Secara
sederhana dalam cara pandang sistem terkandung berbagai pengertian sebagai
berikut :
1) Input
Merupakan unsur yang dimasukan untuk diolah.
2) Pengolahan
Kegiatan mengubah input menjadi output.
3) Output
Hasil yang didapat dari pengolahan.
4) Umpan balik
V/ VI .ORGANISASI
A. Tipe bentuk Organisasi
Tipe
Organisasi
Secara
garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi
formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau
derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah
organisasi formal maupun informal yang sempurna.
Organisasi
Formal
Organisasi
formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan
hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya.
Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa
komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi
masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara
eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat
lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal
tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka
beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi
formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan
universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
Organisasi
Informal
Keanggotaan
pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun
tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang
menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan
bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh
organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.
Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan
didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu,
organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder
menurut Hicks:
- Organisasi Primer,
organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan
emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan
bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi
semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
- Organisasi Sekunder,
organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional,
dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan
kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan
alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh
organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon
karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran
gajinya.
BENTUK/TIPE
ORGANISASI
Tipe organisasi ada 4 macam yaitu :
1. Tipe organisasi garis atau line yaitu bentuk / struktur organisasi yang
paling tua dan paling sederhana diciptakan oleh Henry Fayol.
Ciri-ciri tipe organisasi garis ini adalah
- Organisasi masih kecil
- Jumlah karyawan sedikit
-Spesialisasi kerja masih kecil
Keuntungannya
adalah :
-Mudah dimengerti dan dilaksanakan
-Ada bagian kekuasaan dan tanggung jawab yang jelas
-Merupakan jenis organisasi yang stabil
-Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat
-Solidaritas karyawan yang tinggi karenan saling mengenal
Kerugiannya
adalah :
-Seluruh orang terlalu bergantung pada satu orang
-Bersifat otokratis dan dapat menjadi diktatoris
-Kesempatan karyawan untuk berkembang sangat terbatas
-Sulit dilaksanakan dalam suatu organisasi yang besar
2. Tipe
organisasi Fungsional
Tipe ini diciptakan oleh F.W.Taylor . Dalam tipe ini ada pimpinan yang
mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang memberi komando
kepada setiap bawahan sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.
Keuntungan
Tipe ini adalah :
- Dapat diperolejh manfaat yang sebesar-besarnya dari para ahli
- Ada koordinasi yang baik
-Memudahkan dalam pengawasan
Kerugian
tipe ini adalah :
-Banyak mengeluarkan biaya tambahan
- Kekembaran kekuasaan dapat menimbulkan perselisihan / konflik
-Pandangan para pekerja yang merasa terlalu banyak atasan.
3. Tipe
organisasi Garis dan Staf
Tipe ini merupakan gabungan dari tipe garis dan fungsional, sehingga menyebar
struktur orgasnisasi tersebut.
4. Tipe
Organisasi Fungsional dan Staf
Tipe ini adalah perpaduan antara tipe orrganisasi garis, fungsional dan staf.
A. Struktur atau Skema Organisasi
A.
pengertian arti definisai struktur organisasi
struktur organisasi
adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian yang ada pada suatu
organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. dalam struktur organisasi yang baik harus
menjelaskan hubungan wewenang.
B. elemen
struktur organisasi
empat elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1. adanya spesialisasi kegiatan kerja
2. adanya standardisasi kegiatan kerja
3. adanya koordinasi kegiatan kerja
4. besaran seluruh organisasi.
skema atau bagan organisasi
adalah suatu lukisan tentang organisasi yang dimaksudkan untuk menggambarkan
susunan dari organisasi baik mengenai fungsi, bidang, tingkatan maupun rentang
kendalinya.
macam-macam
skema organisasi:
a.
berdasarkan teknik atau cara membuatnya:
1. skema organisasi tegak lurus dari atas kebawah
2. skema organisasi mendatar dari kiri kekanan
3. skema organisasi gabungan tegak lurus dan
mendatar
4. skema organisasi lingkaran
5. skema organisasi gambar
b.
berdasarkan isi atau fungsi didalamnya :
1. skema organisasi fungsional:
dalam skema organisasi fungsional, menjelaskan
tentang letak dari fungsi-fungsi tugas dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi
yang lain.
2. skema organisasi jabatan
dalam skema organisasi jabatan, menjelaskan tentang
garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan jabatan masing-masing.
3. skema organisasi nama
dalam skema organisasi nama, menjelaskan tentang
garis wewenang yang harus dianut sesuai dengan nama-nama para pejabat yang
bersangkutan.
4. skema
organisasi nama dan jabatan
dalam skema organisasi nama dan jabatan,
menggabungkan antara masing-masing jabatan dengan masing-masing nama para
pejabat dalam suatu organisasi.
5. skema organisasi struktur
dalam skema organisasi truktur, menjelaskan
tingkatan jenjang antara unit-unit dalam organisasi tersebut.
VII / VII . Dinamika Organisasi
A.
Dinamika Konflik
Konflik
biasanya timbul sebagai hasil adanya masalah-masalah hubungan
pribadi(ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai pribadi karyawan dengan
perilaku yang harus diperankan pada jebatannya,atau perbedaan persepsi).Dalam
bab ini,pembahasan akan dimulai dengan membicarakan tentang pengertian berbagai
jenis konflik.kemudian konflik antar pribadi diuraikan dengan kerangka jendela
johari dan strategi-strategi penyelesaiannya.
Jenis-Jenis
Konflik
Orang mengelompokkan konflik kedalam:
1. Konflik peranan yang terjadi di dalam diri seseorang (person role conflict)
2. Konflik antar peranan (inter-role conflict)
3. Konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang (intersender
conflict)
4. Konflik yang timbul karena disampaikannya informasi yang saling bertentangan
(intrasender conflict)
Lima jenis konflik (menurut pihak-pihak yang saling bertentangan)
1. Konflik dalam diri individu
Yang terjadi bila seseorang individu menghadapi ketidakpastian tentang
pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama,
Dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian.
3.
Konflik antar individu dan kelompok.
Yang berhubungan dengan individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang
dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
4.
Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok.
5.
Konflik antar organisasi
Yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam system perekonomian
suatu Negara.
B. JENIS & SUMBER KONFLIK
Sumber-sumber
konflik Organisasional
1.
Kebutuhan untuk membagi sumber daya yang terbatas
Berbagai
sumber utama konflik organisasional dapat diuraikan sebagai berikut:
2. Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan.
3. Saling ketergantungan kegiatan-kegiatan kerja
4. Perbedaan nilai-nilai atau persaepsi
5. kemenduaan organisasional
6. Gaya-gaya individual
C. STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK
Menyelesaikan
Konflik
Pimpinan dapat melakukan tindakan alternatif seperti dikemukakan dibawah ini:
1. Menggunakan kekuasaan
2. Konfrontasi
3. Kompromi
4. Menghaluskan situasi
5. Pengunduran diri
D. MOTIVASI & TEORI ORGANISASI
Definisi Motivasi
Istilah motivasi
(motivation) berasal dari bahasa latin yakni movere, yang berarti
“menggerakkan” (to move). Ada banyak perumusan mengenai motivasi,
menurut Mitchell dalam winardi, motivasi mewakili proses-proses
psikologika, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya dan terjadinya persistensi
kegiatan-kegiatan suka rela (volunter) yang diarahkan ketujuan tertentu.[1][1]
Cropley,
(1985) Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui
perilaku tertentu”.Sedangkan Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai
suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang
memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.Pengertian
ini jelas bernafaskan behaviorisme.
Menurut RA.
Supriyono, motivasi adalah kemampuan untuk berbuat sesuatu sedangkan motif
adalah kebutuhan, keinginan, dorongan untuk berbuat sesuatu.Motivasi seseorang
di pengaruhi oleh stimuli kekuatan, intrinsic yang ada pada individu yang
bersangkutan.Stimuli eksternal mungkin dapat pula mempengaruhi motivasi tetapi
motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap stimuli tersebut.[2][2]
Definisi
lain tentang motivasi menurut Gray et-al dalam Winardi menyatakan bahwa
motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal
bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan
persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
E.TEORI MOTIVASI ORGANISASI
Untuk
memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi, diantaranya :
a. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori
motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya
berkisar pada
pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan[3][4], yaitu :
1. Kebutuhan fisiologikal
(physiological needs), seperti : lapar, haus, istirahat dan sex
2. Kebutuhan rasa aman (safety
needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal
dan intelektual
3. Kebutuhan akan kasih sayang
(love needs)
4. Kebutuhan akan harga diri
(esteem needs), pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan
5. Aktualisasi diri (self
actualization), dalam arti tersedianya kesempatan seseorang
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.
b.
Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal
tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for
Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Menurut McClelland karakteristik
orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu :
1. preferensi untuk
mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat
2. menyukai situasi-situasi di
mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka
sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain
3. menginginkan umpan balik
tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,
dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.[4][5]
c.
Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”)
Teori Alderfer
dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer
merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu :
E =
Existence (kebutuhan akan eksistensi),
R =
Relatedness (kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan
G =
Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
Apabila
teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
· Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula
keinginan
untuk memuaskannya;
· Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar
apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
· Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih
tinggi,
semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
· Pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh manusia. Artinya,
karena
menyadari keterbatasannya, seseorang dapat menyesuaikan diri pada kondisi
obyektif
yang dihadapinya dengan antara lain memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang
mungkin dicapainya.[5][6]
d.
Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
Ilmuwan
ketiga yang diakui telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman
motivasi Herzberg. Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “
Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene
atau “pemeliharaan”[6][7].
· Faktor Motivasional
Fakor
motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya
intrinsic (bersumber dalam diri seseorang).Misal : pekerjaan seseorang,
keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan
pengakuan orang lain.
· Faktor Hygiene
Faktor
hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik
(bersumber dari luar diri), yang turut menentukan perilaku seseorang dalam
kehidupan seseorang.
e.
Teori Keadilan
Inti
teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan
kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan
yang
diterima.[7][8] Artinya, apabila seorang
pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang
diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
· Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
· Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.
· Bila itu tidak mungkin, kita menghapus kekecewaan dengan meng-undurkan
diri
dari organisasi tsb.
f.
Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
Edwin
Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni :
1. tujuan-tujuan mengarahkan
perhatian;
2. tujuan-tujuan mengatur
upaya;
3. tujuan-tujuan meningkatkan
persistensi; dan
4. tujuan-tujuan menunjang
strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan
g. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H.
Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu
teori yang disebutnya sebagai “Teori Harapan”. Menurut teoriini, motivasi
merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan
yang bersangkutan bahwa tindakannya akanmengarah kepada hasil yang
diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan
jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya..
h.
Teori Kaitan Imbalan Dengan Prestasi
Menurut
model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor
internaladalah :persepsiseseorang mengenai diri sendiri, harga diri,
harapan pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja, dan prestasi kerja yang
dihasilkan.
Sedangkan faktor
eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
1. jenis dan sifat pekerjaan
2. kelompok kerja dimana
seseorang bergabung
3. organisasi tempat bekerja
4. situasi lingkungan pada
umumnya
5. sistem imbalan yang berlaku
dan cara penerapannya.
IX / X. PROSES ORGANISASI
A. Proses mempengaruhi organisasi
Segala
sesuatu memerlukan proses, termasuk proses untuk mencapai tujuan pribadi maupun
kelompok dalam organisasi. Dalam mencapai tujuan organisasi baik pemimpin
maupun anggota memiliki tanggung jawab masing-masing. Pemimpin dan anggota
berhubungan timbal balik dan kinerjanya akan saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan organisasi. Pengaruh adalah kegiatan yang secara langsung atau tidak
langsung
mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.
Elemen proses mempengaruhi ada 3 yaitu
a. Orang
yang mempengaruhi
b. Metode
yang mempengaruhi
c. Orang
yang dipegaruhi
Memang
dalam organisasi tugas pemimpin adalah mempengaruhi anggota yang dipimpinnya
tersebut agar bertindak baik untuk mencapai visi dan misi dalam organisasi.
Tetapi perilaku anggota organisasi juga dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan
dari pemimpin. Proses saling mempengaruhi memiliki metode yang diantaranya
adalah sebagai berikut:
- Kekuatan fisik, metode ini dilakukan
menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu
maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
- Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan
dengan memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok, sanksi yang
diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
- Keahlian, metode ini dilakukan
dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam
mempengaruhi individu maupun kelompok.
- Kharisma (daya tarik), pada metode ini seseorang
yang dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena
orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik,
sanksi maupun keahlian.
B.
Proses Pengambilan Keputusan Organisasi
Proses Pengambilan Keputusan
dalam Organisasi
Pengambilan
keputusan adalah menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara
bersama - sama. Keputusan terdiri dari :
·
Keputusan
Strategis
Yaitu keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari
suatu organisasi.
·
Keputusan
Taktis
Keputusan yang diambil oleh manajement menengah.
·
Keputusan
Operasional
Keputusan yang dibuat oleh manajemen bawah.
Pengambilan
keputusan secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai
alternative. Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan
masalah. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert
A. Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga
langkah utama, yaitu:
Menyangkut
pencarian berbagai kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
Tahap ini
menyangkut pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan
yang mungkin dilakukan.
Pemilihan
serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan
menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
- Proses
pencarian/penemuan tujuan
- Formulasi
tujuan
- Pemilihan
Alternatif
- Mengevaluasi
hasil-hasil
Pendekatan
konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING
ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
- Identifikasi
dan Diagnosa masalah
- Pengumpulan
dan Analisis data yang relevan
- Pengembangan
dan Evaluasi alternative alternative
- Pemilihan
Alternatif terbaik
- Implementasi
keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
XI. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
A. Pengertian komunikasi
1. Definisi
·
Komunikasi
organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas.
(Everet M. Rogers)
·
Komunikasi
organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan
sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
(Robert Bonnington)
·
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam
kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi. (Wiryanto, 2005)
B. Bagaimana menyalurkan ide melalui komunikasi
Komunikasi dalam organisasi sangat penting karena
dengan adanya komunikasi maka seseorang bisa berhubungan dengan orang lain dan
saling bertukar pikiran yang bisa menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau
menjalani kehidupan sehari-hari. Maka untuk membina hubungan kerja antar
pegawai maupun antar atasan bawahan perlulah membicarakan komunikasi secara
lebih terperinci.
Dalam menyalurkan solusi dan ide melalui komunikasi
harus ada si pengirim berita (sender) maupun si penerima berita (receiver).
Solusi-solusi yang diberikan pun tidak diambil seenaknya saja, tetapi ada
penyaringan dan seleksi, manakah solusi yang terbaik yang akan diambil, dan
yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan, serta
visi, misi suatu organisasi.
Akan tetapi dalam prakteknya proses komunikasi
harus melalui tahapan-tahapan yang kadang-kadang tidak begitu mudah. Adapun
tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
- Ide
(gagasan) => Si Sender
- Perumusan
Dalam perumusan, disini ide si sender disampaikan dalam kata-kata.
- Penyaluran
(Transmitting)
Penyaluran ini adalah bisa lisan, tertulis, mempergunakan symbol, atau
isyarat dsb.
- Tindakan
Dalam tindakan ini sebagai contoh misalnya perintah-perintah dalam
organisasi dilaksanakan.
- Pengertian
Dalam pengertian ini disini kata-kata si sender yang ada dalam perumusan
tadi menjadi ide si receiver.
- Penerimaan
Penerimaan ini diterima oleh si penerima berita (penangkap berita).
C.Hambatan
Komunkasi dalam Organisasi
Dalam
proses organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi
hambatan-hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah
hambatan komunikasi, karena komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan
organisasi mengingat banyaknya orang yang terlibat didalammnya. Hambatan
tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua
hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah
macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :
- Hambatan dari Proses
Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari ketidak jelasan informasi yang
akan disampaikan.
- Hambatan Fisik yaitu
hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal, dsb
- Hambatan Semantik yaitu
hambatan yang terjadi akibat pemahaman yang sedikit mengenai bahasa dan
istilah-istilah asing yang digunakan dalam informasi atau pesan
- Hambatan Psikologis yaitu
hambatan yang berasal dari gangguan kondisi kejiwaaan dari si pengirim
pesan atau penerima pesan sengingga mengakibatkan informasi tersebut
mengalami perubahan
- Hambatan Manusiawi yaitu
hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi manusia yang tidak menentu
dalam menyikapi informasi atau pesan
- Hambatan Organisasional
yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi yaitu
hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan
mengalami kendala seperti tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang
berbeda yang mengakibatkan sebuah hambatan.
- Hambatan-hambatan Antar
Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar pribadi didalam sebuah
organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar
pribadi yang menyangkut masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada
dalam organisasi
XII.
Perkembangan pandangan baru tentang organisasi
A. Arti perkembangan
Organisasi
Sejarah Pengembangan Organisasi ditunjukkan oleh lima latar belakang
a.Pelatihan laboratorium, adalah bagaimana setiap individu bisa memahami arti
dari organisasi.
b.Umpan balik survei, antara individu saling bekerja sama
c.Riset tindakan, menguji tindakan yang memungkinkan terjadinya kesalahan.
d.Produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, yaitu hasil dari pencapain yang
telah di uji sebelumnya,serta
e.Perubahan strategik.
Sejarah Pengembangan Organisasi sangat erat hubungannya dengan teori
organisasi. Teori Organisasi meliputi teori organisasi klasik, teori organisasi
neoklasik, dan teori organisasi modern.
2.2.1 Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional
yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun 1800( abad 18).
Dalam teori ini, organisasi secar umum digambarkan oleh para teoritisi klasik
sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya
terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku dan
tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi didefinisikan sebagai
struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja
sama.
Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori birokrasi, teori
administrasi, dan manajemen ilmiah.
I. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic dan
Spirit of Capitalism”.
Karakteristik-karakteristik birokrasi menurut Max Weber:
1. Pembagian Kerja yang jelas.
2. Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
3. Program rasional dalam mencapai tujuan organisasi
4. Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
5. Sistem aturan yang mencakup Hak dan Kewajiban posisi para pemegang jabatan
6. Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal.
II. Teori Administrasi
Teori ini sebagian besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan
Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.
Henri Fayol mengemukakan dan mambahas 14 kaidah manajemen yang menjadi dasar
perkembangan teori ini yaitu:
- Pembagian Kerja / Division of Work
- Wewenang dan Tanggung jawab
- Disiplin
- Kesatuan perintah
- Kesatuan pengarahan
- Mendahulukan kepentingan umum dari pada pribadi
- Balas jasa
- Sentralisasi
- Rantai scalar
- Aturan
- Keadilan
- Kelanggengan personalia
- Inisiatif
- Semangat korps
B.Karakteristik Pengembangan Organisasi
Karakteristik organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan /
institusi terhadap kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam
institusi itu sendiri, artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada
pelanggannya yang bukan hanya dari luar perusahaan itu tapi juga orang-orang di
dalam perusahaan yang merupakan aset perusahaan itu sendiri. Jadi semua
mengarah kepada mutu yg ditentukan oleh 2 hal seperti yg tertulis sebelumnya.
# Secara umum karakteristik pengembangan organisasi :
1) Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah suatu hasil yang
diperoleh berdasarkan strategi
yang telah direncanakan dalam rangka mewujudkan perubahan organisasional yang
memiliki sasaran jelas
berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi.
2) Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik individu, kelompok, dan
organisasi maksudnya adalah
menerapkan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh
organisasi dan semua
satuan kerja dalam organisasi.
3) Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai
kedudukan di luar
mekanisme organisasi maksudnya adalah menerima segala bentuk campur tangan
misalnya dalam bentuk
pendapat, baik dari anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai
pihak dari luar
organisasi.
4) Kolaborasi maksudnya adalah kerjasama antara berbagai pihak yang akan
terkena dampak perubahan
yang akan terjadi.
5) Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah menggunakan pengertian yang
disebutkan secara tertulis lalu
diterapkan sebagai alat analisis untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan
dari suatu pengembangan
organisasi.
6) Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung nilai humanistik
dimana pengembangan
potensi manusia menjadi bagian terpenting.
7) Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah menggunakan pendekatan komitmen
sehingga selalu
memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan interdependensi antara
berbagai satuan kerja sebagai
bagian integral di suasana yang utuh.
8) Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya
meningkatkan
efektivitas organisasi.
C. Organisasi Masa Depan
Setiap organisasi pasti akan menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan
menantang, baik persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi
dan yang potensial perlu diantisipasi. Sebuah organisasi pada hakekatnya
dibangun oleh sekumpulan orang-orang dengan tujuan bersama, bukan tujuan yang
sama.
Dalam organisasi (baik organisasi perusahaan maupun nonperusahaan) yang
dipentingkan ketika pertama kali berdiri adalah arahannya. Mau kemana orang-orang
yang di dalam organisasi itu. Dengan kata lain apa tujuannya. Jika dalam
horizon waktu yang lebih lama, apa visinya. Jadi, bukan penekanan pada
organisasi seperti apa yang akan dibangun pertama kali.
Tren ke masa depan di dalam pengelolaan organisasi salah satunya adalah
adanya konsep Lean organisasi. Jika memasuki era milenium banyak sekali konsep
lean di dunia manufaktur, maka sekarang sudah banyak juga yang membahas
mengenai konsep lean organization. Dasar filosofisnya hampir sama dengan lean
manufacturing. Yakni mengacu pada efisiensi dan efektivitas pengelolaan
organisasian. Hemat dan cermat. Katakanlah tingkat koordinasi dalam sebuah
organisasi yang memerlukan banyak middle management, maka jika sekiranya malah
membebani informasi yang akan disampaikan ke atas, posisi middle management
dapat dihapus perlahan.
Konsep lain yang menjadi ideologi organisasi di masa depan adalah organisasi
virtual. Tantangan dunia di masa depan mengarah ke hal tersebut. Yakni dunia
maya yang penuh komunitas industri (cyberspace industrial community). Virtual
tidak sama dengan fatamorgana. Jika virtual adalah sesuatu yang tidak berbentuk
(Organisasi tidak berbentuk / OTB) dan menghasilkan sebuah kegunaan. Sedangkan
fatamorgana adalah sesuatu yang tidak berbentuk tetapi tidak nyata. Salah satu
contoh yang sudah ada dalam konsep organisasi virtual adalah situs
rajapresentasi dot kom. Situs penyedia presentasi dari buku-buku referensi
sesuai keinginan pelanggan. Di situ hanya ada satu bagian saja yang merangkap
sebagai pemasaran, administrator, penerjemah, sekaligus direktur. Dan bisa
dikatakan organisasi raja presentasi tanpa kantor nyata. Sehingga virtual
tetapi hasil nyatanya ada.
XIII.
KEPEMIMPINAN
A.
Pengertian & Tipe Kepemimpinan, Teory kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan itu termasuk kedalam suatu kerja sama didasarkan kepada
kemampuan orang tersebut, dan kepemimpinan itu juga di ratikan oleh para
pendapat ilmuwan diantaranya :
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan yaitu
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan
pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003)
Pengertian Kepemimpinan
yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa
leadership tersebut
sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena
pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang
membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (
compliance
induction theorist) cenderung memandang
leadership sebagai
pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana
untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpnan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus
dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi
atau kelompok.
> Tipe- Tipe Kepemimpinan
Ada enam tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya secara luas.
1) Tipe pemimpin Otokratis
Yaitu seorang pemimpin yang otokratis adalah seorang pemimpin yang:
• Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
• Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
• Menganggap bawahan sebagai alat semata- mata
• Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
• Terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya
• Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung
unsur paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
2) Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang
memiliki sifat- sifat:
• Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
• Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
• Senang kepada formalitas yang berlebih- lebihan
• Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
• Sukar menerima kritikkan dari bawahan
• Menggemari upacara- upacara untuk berbagai acara dan keadaan
3) Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
• Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
• Bersikap terlalu melindungi
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan dan
inisiatif
• Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya
kreasi dan fantasinya.
• Sering bersikap maha tahu
4) Tipe Kharismatis
Hingga kini para pakar belum berhasil menemukan sebab- sebab mengapa seorang
pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar. Karena kurangnya pengetahuan tentang
sebab musabab seorang menjadi pemimpin yang kharismatis, maka sering dikatakan
bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural
powers).
5) Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
• Dalam memimpin organisasi biasanya mempunyai sikap yang permisif, dalam arti
bahwa para anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan
hati nurani, asal kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisai tetap
tercapai.
• Organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota
organisasi terdiri dari orang- orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang
menjadi tujuan organisasi, sasaran yang dicapai, dan tugas yang harus
dilaksanakan oleh masing- masing anggota.
• Seorang pemimpin yang tidak terlalu sering melakukan intervensi dalam
kehidupan organisasional.
• Seorang pemimpin yang memiliki peranan pasif dan membiarkan organisasi
berjalan dengan sendirinya
6) Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
• Dalam proses penggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia adalah makhluk termulia di dunia
• Selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya
• Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya
• Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
• Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai
tujuan
• Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
• Para bawahannya dilibatkan secara aktif dalam menentukan nasib sendiri
melalui peran sertanya dalam proses pengambilan keputusan.
>
TEORI-TEORI
KEPEMIMPINAN
1. Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin
itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi
seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi
pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan
berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu
dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
- pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,
obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
- sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri
relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif,
kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
- kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala
prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan
berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu
bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap
unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah
kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung
didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru
sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki
ciri ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,
menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya
setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin
yang lebih mementingkan tugas organisasi.
b. berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan
pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan
kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku
bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki
kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan
dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada
dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan
berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur
melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap
bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari
masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan
faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya
kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca”
situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan
dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan
dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu
karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah
model-model kepemimpinan berikut:
a. Model kontinuum
Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan
tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan,
pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan
yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada
penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya
untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi
pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada
kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b. Model ” Interaksi Atasan-Bawahan” :
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi
tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.
Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:
* Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik;
* Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang
tinggi;
* Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung
pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu
dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam
model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya
dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan
yang dapat digunakan adalah
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.
d. Model ” Jalan- Tujuan “
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu
menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk
mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan
perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku
pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor
motivasional bagi bawahannya.
e. Model “Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur
tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian
ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat
peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta
bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin
dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
http://adesanjaya812.blogspot.com/2012/04/arti-pentingnya-orrganisasisejarahteori.html