Minggu, 28 Mei 2017

sejarah grab

A.    Sejarah Perusahaan Grab Taxi

GrabTaxi diciptakan di Malaysia oleh lulusan MBA Harvard Business School, Anthony Tan. Sebelum memulai perusahaan ini pada 2012, Anthony bekerja sebagai kepalamarketing di perusahaan keluarganya, Tan Chong & Sons Motor Company. Perusahaan ini dikenal menangani waralaba Nissan dan Subaru, dan mewakili Changan Automobile di Singapura, Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari perusahaan di Hong Kong, Tan Chong International. Tan Chong & Sons Motor melayani penjualan mobil, namun tidak untuk motor. Usaha tersebut juga melayani perbaikan dan servis mobil.
Di akhir Mei, startup unicorn GrabTaxi membuka layanan GrabBike di Jakarta. GrabTaxi menggelontorkan dana sebesar $340 juta (Rp4,5 triliun) untuk meluncurkan layanan ini. Seperti yang dikemukakan CEO dan Co-Founder GrabTaxi, Anthony Tan, pengguna dapat mencoba layanan ini secara gratis selama hampir dua minggu. GrabBike melaporkan telah mendapat 8.000 pengguna layanan ini dalam seminggu pertama peluncurannya.
Banyak orang bisa saja berpendapat bahwa Anthony memang terlahir sebagai anak konglomerat karena perusahaan keluarganya tersebut. Bagaimanapun, perlu diketahui bahwa Anthony membangun GrabTaxi tanpa adanya campur tangan dari bisnis keluarganya. Ia hanya mendapat bantuan dana dari sang ibu. Di ranah startup transportasi Indonesia, kekuatan Anthony terletak pada sumber daya dan infrastruktur GrabTaxi. Namun ia belum familier dengan kondisi pasar lokal.






B.     Sosialisasi Grab Bike di Indonesia
Sosialiasi yang dilakukanolehpihakgrabbikeyaitu penjelasan dan pendekatan lisan bahwa Grabbike hadir bukan sebagai pesaing para ojek pangkalan, melainkan untuk merangkul ojek pangkalan agar bisa bergabung di Grabbike dan menikmati rangkaian keuntungan yang bisa didapatkan selama mengemban karier menjadi driver Grabbike.Lewat proses sosialisasi tersebut, memang tidak sedikit ojek pangkalan yang mengubah pikiran mereka untuk bergabung dengan Grabbike.
C.    Sistem Perekrutan
Grabbike merupakan ojek online yang bisa dipesan melalui smartphone. Kali ini Grabbike akan membuka pendaftaran skala besar pada tanggal 1 September 2015.Layanan transportasi sepeda motor GrabBike hari ini (12/8) secara resmi melakukan proses perekrutan massal bertajuk GrabBike Kingdom untuk armadanya. GrabBike menggelar walk-in registration bagi para calon driver yang ingin terdaftar. Pihak GrabBike mencatat sekitar 3500 calon driver yang telah melakukan pendataan, dan 5000 lainnya yang melakukan walk-in registration.
Sebanyak lebih dari tiga ribu calon driver yang hadir melakukan serangkaian tahap seleksi dengan menerapkan sistem standarisasi penerimaan. Seleksi tahap pertama terdiri dari dari uji kelayakan kendaraan, pemenuhan detil informasi pribadi, dan pembagian smartphone. Seleksi tahap kedua melingkupi penggunaan aplikasi dan smartphonedengan lebih komprehensif. Tahap akhir ialah  pelatihan dan penyuluhan berkendara aman dan prosedur antar-jemput lainnya yang ditandai dengan penyerahan atribut sebagai tanda resminya driver tergabung dalam keluarga besar GrabBike.
Sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, GrabBike memiliki komitmen untuk menciptakan layanan transportasi ojek yang aman dan efisien di tanah air. dan kami menyambut siapa saja yang ingin menjadi bagian keluarga GrabBike. Oleh karena itu kami selalu menerapkan standar pada layanan kami, di mana melalui proses penerimaan ini kami dapat menyaring para calon pengendara dan memberi mereka pelatihan yang memadai.
Driver yang telah mengikuti seleksi dapat langsung menerima pemesanan hari ini juga, sementara lima ribu calon driver lainnya yang melakukan walk-in registration perlu menunggu beberapa minggu lagi.
Menurut Kiki, waktu tersebut dibutuhkan bagi pihaknya untuk melakukan pendataan latar belakang dan kelayakan untuk mengikuti tahap selanjutnya. Selain kendaraan pribadi, Surat Izin Mengemudi (SIM) dinyatakan sebagai syarat utama yang tak dapat dinegosiasi. Pihaknya juga menerapkan batas usia maksimal pelamar yakni berumur 50 tahun. Berumur di atas itu akan ada serangkaian tes medis untuk membuktikan kesehatan driver mereka.
Dengan amunisi baru ini, GrabBike berusaha segera menguasai pasar transportasi di Ibukota. Sementara kompetitornya memiliki berbagai macam layanan, GrabBike mengambil momentum ini berusaha menjadi layanan transportasi berbasis sepeda motor yang terbaik di Jakarta dan sekitarnya.
Adapun persyaratan - persyaratannya yang harus dipenuhu sebagai berikut:
·                     KTP dan Fotocopy (JABODETABEK)
·                     SIM C dan Fotocopy
·                     Umur maksimal untuk menjadi driver grabbike 50 tahun
·                     Siapkan Materai Rp. 6000 cukup 1 lembar
·                     Uang Rp. 100.000,-
·                     Motor dengan kondisi prima
·                     Mampu membawa penumpang di sekitar Jabodetabek
·                     Mengenal jalan JABODETABEK ( merupakan option karena nanti akan dibekali smartphone bisa menggunakan GPS googlemap)
·                     Skck asli dan fotocopy harus di bawa untuk ditunjukkan kepada staf grabbike.
·                     Bagi yang berumur 50 tahun keatas diusahakan membawa surat keterangan sehat dari dokter.
·                     Pada saat pengambilan atribut motor dan kelengkapan wajib standar.
Memberikan Jaminan pilih salah satu bisa berupa:
·                     Kartu keluarga
·                     Ijasah
·                     Bpkb
·                     Buku nikah
D.    Pelayanan Grab Bike






Aplikasi ini akan mengkalkulasi biaya berdasarkan jarak yang ditempuh dan dapat menentukan besarnya tip yang ingin diberikan kepada pengemudi. Pengguna juga dapat memberi catatan pada pengemudi tentang lokasi menunggu atau barang bawaan tambahan.
Mengenai keamanan pelanggan dibenarkan salah seorang staff GrabBike yang tak ingin disebutkan namanya. Dia mengatakan, GrabBike punya sistem yang ketat untuk mengawasi drivernya. Bahkan, GrabBike tak segan memberikan sanksi kepada driver yang ugal-ugalan.
Jika dilihat dari komunikasi antar muka aplikasi GrabBike di ponsel pintar, pelanggan diberikan kesempatan untuk memberikan komentar, kritik dan saran bagi drivernya. Tak hanya itu, nama driver, nomer handphone serta plat kendaraan yang dimiliki pun terpampang jelas.
Pelanggan bisa melaporkan driver ketika ia mendapatkan perlakuan tak enak. "Pasti langsung hari itu juga dipanggil dan diproses," tutupnya.
E.     Sistem Gaji dan Bonus
Sistem bagi hasil di grabbike adalah 90% untuk driver dan 10% untuk perusahaan. Serta bonus setiap kali mengantar / order penumpang serta bonus akan diberikan minimal jika mendapat 10 Order / penumpang.
F.     Pengalaman Pengguna Grab Bike
Untuk memesan GrabBike, pengguna diharuskan mengunduh aplikasi GrabTaxi. Aplikasi ini terhubung dengan GPS smartphone untuk mengetahui lokasi pengguna, dan cukup akurat.
Layanan aplikasi GrabBike ternyata primadona bagi kaum Hawa, khususnya bagi mereka pekerja kantoran. Layanan jasa ini dinilai memberikan keamanan yang terjamin.
"Data dari kantor lebih banyak perempuan. Hampir 60 persen lebih perempuan yang naik GrabBike. Biasanya saya dapat penumpang habis pulang kantor malam," kata salah satu driver GrabBike.
Kaum wanita memilih layanan karena sistem keamanan terjamin. Tiap data driver sudah disimpan di kantor. Bahkan, untuk mengawasi drivernya, GrabBike menahan barang berharga milik driver sebagai jaminan.
Promo yang sedang digencarkan GrabBike menambah permintaan pelanggan. Meski pelanggan membayar murah, namun driver tetap mendapat harga penuh dari kantor.
"Karena murah, cuma Rp 15 ribu sudah bisa kemana-mana.” Jelas salah satu pelanggan.  
G.    Persaingan di Pasar Lokal

 Untuk saat ini, adil rasanya mengatakan Go-Jek memiliki poin lebih dibandingkan GrabBike. Go-Jek telah memiliki setidaknya 2.500 armada ojek di Jakarta, dan “ojek jaket hijau” telah familier untuk masyarakat di ibukota. Go-Jek telah lama membangun infrastruktur untuk menyediakan berbagai layanan, termasuk layanan kurir, belanka, dan pengantaran makanan yang disebut Go-Food (yang menjadi pesaing dari FoodPanda). Go-Jek juga telah merambah bisnis ke daerah lain seperti Bandung, Bali, dan Surabaya.
Namun, Anthony Tan dan GrabTaxi miliknya tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan banyaknya dana dan reputasi besar, GrabBike juga berpotensi mengungguli Go-Jek jika mengembangkan teknologi yang lebih bagus, merekrut lebih banyak pengemudi, dan menggencarkan upayamarketing. Semua hal tersebut tentunya bisa dilakukan dengan mudah oleh perusahaan sekelas GrabTaxi. Semuanya tergantung dari seberapa besar Anthony Tan ingin menyaingi Go-Jek di Indonesia
H.    Konflik Grabbike dengan Ojek Pangkalan
Uber di Indonesia juga mengalami masalah. Tapi dalam bulan ini, konflik antara pengemudi aplikasi ojek pesanan seperti Go-Jek dan GrabBike dengan pengemudi ojek pangkalan rasanya jauh lebih panas daripada yang dialami Uber. Sejumlah orang yang mengatas namakan pengemudi ojek bekerja sama, memasang banner, dan menggunakan taktik intimidasi untuk mencegah Go-Jek dan GrabBike masuk ke area tertentu.
Kalibata City, sebuah kompleks apartemen besar di Jakarta Selatan, tampaknya menjadi titik paling panas. Penghuninya yang berjumlah ribuan membuat tempat ini cukup menguntungkan, dan tiap lima gerbang masuk utamanya punya pojokan dengan pengemudi ojek yang nongkrong, siap menunggu penumpang.
Tapi, banner di pohon dan pagar memperlihatkan bahwa Go-Jek dan GrabBike tidak diterima di wilayah ini
Pengemudi ojek di Kalibata City cukup blak-blakan dengan penolakan (atau kebencian) mereka terhadap aplikasi seperti Go-Jek dan GrabBike. Mereka bahkan muncul di koran dan TV, keributan. Satpam berseragam dari kompleks apartemen dan seorang pengemudi ojek berjalan mendekati pengemudi Go-Jek dan mengusirnya.


 Grabbike VS Gojek
Baik Go-Jek maupun GrabBike menawarkan in-app user experience yang mirip. Untuk memesan GrabBike, pengguna diharuskan mengunduh aplikasi GrabTaxi. Aplikasi ini terhubung dengan GPS smartphone untuk mengetahui lokasi pengguna, dan cukup akurat.
Aplikasi ini akan mengkalkulasi biaya berdasarkan jarak yang ditempuh dan dapat menentukan besarnya tip yang ingin diberikan kepada pengemudi. Pengguna juga dapat memberi catatan pada pengemudi tentang lokasi menunggu atau barang bawaan tambahan. Sepertinya aplikasi ini masih butuh perbaikan atau penambahan pengemudi GrabBike. Ketika saya mencoba melakukan pemesanan, aplikasi ini menampilkan sekitar 10 pengemudi di sekitar lokasi saya, namun saya tetap tidak berhasil mendapatkan ojek. Hal ini dapat membuat pengguna jengkel, dan akhirnya lebih memilih langsung mencari ojek terdekat.
Sedangkan Go-Jek, meski masih jauh dari kesempurnaan, membuat pengguna lebih mudah mendapat ojek. Bisa dibilang, dari sepuluh pemesanan yang dilakukan, delapan di antaranya berhasil. Go-Jek tidak menampilkan pilihan untuk memberi tip, mungkin karena memberi tip bukan hal yang umum di Indonesia. Bagaimanapun, jika pengemudi memberikan pelayanan yang memuaskan, tidak tertutup kemungkinan pelanggan akan memberi tip.
Salah satu masalah dari Go-Jek adalah pengenalan fitur peta untuk daerah tujuan. Setiap kali memesan, aplikasi masih sulit menemukan lokasi tujuan. Hal ini terkadang membuat pengguna dan pengemudi bingung, dan sedihnya, tarif pembayaran bisa saja tidak sesuai karena tujuan sebenarnya ternyata lebih jauh atau lebih dekat. Secara keseluruhan, bagaimanapun, sepertinya Go-Jek memiliki keunggulan dari segi user experience di Jakarta.
Namun pada akhirnya tidak ada yang menang ataupun kalah, keduanya “Go-Jek dan Grab Bike” sama-sama menjadi pemenang. Ojek pangkalan akan tersingkir dan cara satu-satunya adalah melakukan perlawanan fisik seperti di Kalibata City dan beberapa kawasan lain yang dengan terang-terangan sudah dibuat papan pengumuman “Go-Jek dan Grab Bike” dilarang masuk. Ibarat seolah-olah persaingan Indomaret dan Alfamaret yang pada akhirnya mereka justru mereka hidup berdampingan memperbesar pasar minimarket yang terimbas adalah toko kelontong di perumahan/perkampungan yang perlahan tutup.

    https://id.techinasia.com/mengapa-ojek-benci-go-jek-dan-grabbike/
    http://www.kompasiana.com/ariefnulis/perang-go-jek-vs-grab-bike-siapa-     terjungkal_55d36120b27a61c70bd7d32b


Tidak ada komentar:

Posting Komentar